Oleh: Agus Siswoyo
“Mas Kris, tolong dikirim 4 paket barang dengan kode 2435XXX ke rumahku ya. Teman-teman banyak yang suka sama sample kemarin. Makasih”
Kalimat tersebut adalah satu bagian SMS yang masuk ke inbox hape teman saya di Surabaya yang menekuni bisnis MLM produk perawatan tubuh. Bermula dari kenalan di Facebook, lalu memperluas jaringan dengan kawan-kawan dunia maya lainnya. Bisnis model begini terlihat lebih simple dan nggak bertele-tele.
Namun, di tengah kemajuan bisnis online yang kian membumi, saya menangkap secuil kegelisahan di pikiran rekan pebisnis lainnya. Mereka masih yakin kepada jargon-jargon sales letter yang menyebutkan bisnis online memiliki puluhan keunggulan yang tidak mungkin didapat dari bisnis konvensional. Kegelisahan itu terutama menyangkut kepuasan customer terhadap produk yang didapat.
Sebagaimana kita pahami bersama, bisnis internet dapat berjalan karena perpaduan kinerja sejumlah mesin dan system yang terotomatisasi. Meski begitu, bukan berarti kita tidak bisa memberikan sentuhan personal dalam prakteknya. Misalnya melalui sapaan akrab di ruang chat YM, SMS ataupun email pribadi.
Sisi uniknya adalah, setiap customer memiliki standard yang berbeda-beda dalam hal kepuasan pribadi. Ada yang lebih suka kemudahan dan tanpa banyak basa-basi. Ada juga yang merasa nyaman membangun hubungan erat dengan penjual. Sehingga kita dituntut pintar memahami karakter mereka.
Jadi, pada dasarnya para pebisnis online nggak perlu khawatir kehilangan prospek karena segala sesuatu ter-otomatisasi dan bagaimanapun yang menjadi CSO tetaplah manusia yang kadang punya selera humor cukup bagus dan tidak jaim diajak becanda.
Selain itu, interaksi lewat situs jejaring sosial juga terbukti ampuh dalam mengikis jarak pembeli dan penjual. Kegiatan promosi lewat email marketing yang biasanya terlihat kaku, kali ini bisa terlihat lebih alami dengan adanya update status sosial media.
Bagaimana menurut Anda?
:pertamax nya diamankan dulu
juragan petromax sudah datang 😛
AS kan udah gak punya fesbuk.. wkwkwkwk
masih punya, tapi nggak aktif gan. 🙂
sambil curcol gitu ya mas, :alay :ngakak
saya justru lebih suka berbisnis dengan santai mas.. bener juga tuh sebaiknya sales letter di desain agar terkesan adanya interaksi, ga kaku lha
pakai bahsa gaul mungkin ya mas… he…
sutralah, eike kagak mawar pakai lambreta. cap cus borongan gan. hehehe…
gaya bahasa robot cuma cocok buat optimasi search engine.
Kalau untuk target market indonesia, saya masih mengandalkan FB utk jualan, soalnya lebih simpel n mudah komunkasi dg konsumen. Selain itu jemput bolanya juga lebih mudah, tinggal add temen sebanyak-banyaknya n kadang ngobrol dengan mereka, jd nggak selalu mengandalkan search engine. Orang Indonesia relatif welcome untuk add teman, beda ama bule2 yang cm mau add teman yang mereka kenal, jd jejaring sosial sarana yang bagus untuk jualan. . :thumbup
melakukan add membabi buta juga nggak baik lho mas. pengguna fesbuk sekarang makin teliti. kalau kelihatan ada yang suka nyepam pakai iklan-iklan bisnis online, biasanya tinggal tunggu waktu buat di hapus dari pertemanan.
Ya addnya secara berkala dong mas, segala sesuatu kan butuh proses. Biar nggak dianggap spam ya itu tadi, kadang2 saya juga ngajak ngobrol temen2 FB, trus jangan terlalu sering tag barang jualan, klo menurut saya sie pendekatan personal di FB ke calon konsumen malah lebih luwes.
oke dah, selamat PDKT ya… 😀
Postes this to my blog also. Greetings from the Speedy DNS.
lho, ini yang komen siapa ya?
Hems………………,seberapa bisa deket jarakne mas ??
paling-paling Jakarta-Bogor PP
Hems………………,seberapa bisa deket jarakne mas ??..
waladalahhh…!!!
:hammer
ooo gitu mas.. jejaring sosial kayak facebook ya?
yang nulis tapi kok gak menerapkannya di FB yah… xixixi…. ==>> nyindir dot com hihihihihi… peace mas agus… :ngakak
ya, itu SALAH SATUNYA.
tapi jualan saya di facebook kok ga laku yaa… lebih banyak pembeli datang dari google
jawabnya: ANDA KURANG BERUNTUNG mbak… xixixiixi….
Saya jualan di forum mas :malu
AS ikut jualan di FB jua nggak nih? :peace:
udah dijawab ama yang punya blog bro,,,, liat di balasan yang punya blog terhadap komen mh :mahongintip
belum mas. nggak tahu ke depannya.
Wah kalo saya belum perah tuh beli barang lewat FB, belum ada yang cocok,,,,
silakan dicoba lain kali.
Belum pernah jualan di fesbuk, karena belum ada yang dijual…he3x…:malu
Apapun sarana penjualannya, yg penting pelayanan personalnya.
Btw, setuju ama mas TW, bahas keuntungan bisnis via pesbuk tpi penulisnya phk pesbuk :hammer
Apapun dagangannya yang penting duitnya ya ? :ngakak
fesbuk adalah salah satu sarana diantara sekian banyak cara.
Wah kebetulan mas.. artikel saya juga sedukit banyak engangkat poit ini sebagai salah satu penunjang kekeuatan bisnis dalam meningkatkan loyalitas pelanggannya. Jejaring sosial memang memperpendek jarak dan membuat interaksi lebih akrab antara bisnis dan pelanggannya.
:2thumbup :2thumbup :2thumbup
Betul mas,saja juga sedang belajar menjalankan bisnis lewat media jejaring sosial…
saya baru sadar, setelah melalui proses editing mas Tri, artikel ini jadi beda jauh dari gagasan awal saya menulis.